021-2928-5796
admin@dewamedika.com
Artikel
05 Jul 2023

Fenomena Kesurupan Dalam Sudut Pandang Psikiater?

Fenomena Kesurupan

Fenomena yang terjadi di lapangan, ilmu kesehatan jiwa modern menganggap bahwa gangguan kesurupan adalah merupakan bentuk gangguan disosiatif, yaitu proses terpecahnya integritas kepribadian individu akibat stres psikologis yang berat sehingga bertahan di tengah gejolak stres yang berat ini ia beralih menjadi pribadi lain.

APASIH ITU KESURUPAN?

Dalam kamus bahasa Indonesia kesurupan berasal dari kata surup, yang mempunyai arti kemasukan (setan, roh) sehingga bertindak yang aneh-aneh.1 Kesurupan dapatkn diartikan sebagai fenomena sosial yang sering ditemui di masyarakat baik di televisi maupun di media massa lainnya. Menurut keyakinan atau juga menurut agama, seorang yang kesurupan dikarenakan ada sosok makhluk halus yang masuk ke dalam tubuh dan mengendalikannya. Tidak sedikit orang yang kesurupan dapat berbicara ngawur dan bertingkah aneh.2

APA KATA PSIKIATER?

Dalam dunia psikiatri, Maramis membagi kondisi orang kesurupan menjadi dua, yaitu:

Pertama, munculnya keyakinan akan adanya kekuatan lain yang menguasai diri seseorang. Gejala seperti ini merupakan bagian dari terbelahnya isi pikiran yang merupakan ciri dari penderita skizofrenia. Bentuk keyakinan seperti itu disebut juga waham.

Kedua, orang yang kesurupan mengalami metamorfosis total, ia menganggap dirinya dengan orang lain atau benda tertentu. Gejala seperti ini sering dilihat pada orang yang mengalami gangguan Disosiasi. Jika pemicunya adalah konflik atau stres psikologik, keadaan ini disebut dengan reaksi Disosiasi yang merupakan sub-jenis dalam neorosa histerik. Disosiasi yang didasari kepercayaan atau kebudayaan tertentu disebut dengan kesurupan.3

APA KATA PSIKOLOG?

Kesurupan adalah kondisi hilanganya kesadaran sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol diri yang disebabkan oleh permasalahan psikologis: adanya tekanan emosi atau pikiran yang tidak bisa dikeluarkan di alam bawah sadar, alam alam bawah sadar itu sebenarnya 88% sedangkan kesadaran itu hanya 12%, sehingga akan terjadi kecenderungan emosi atau pikiran tersebut terpendam di alam bawah sadar dan mengakibatkan tekanan (stres) dalam diri. Apabila ada faktor pemicunya maka akan dilampiaskan dalam bentuk luapan emosi yang tidak terkontrol. Faktor pemicunya seperti: adanya konflik-konflik yang ada dalam dirinya belum terselesaikan, penyelesaian masalah (coping) emosi, coping stresnya buruk, mengalami stres berat, kecemasan (anxiety) yang tinggi, kepribadian tertutup, lingkungan sosial, perilaku yang ditiru (modelling) dan lain-lain.4

APA SAJA FAKTOR PENYEBAB KESURUPAN?

Faktor yang dominan yang bisa memicu terjadinya kesurupan adalah faktor psikologis, stres, depresi atau semacamnya. Orang yang mengalami stres mudah sekali tersugesti dengan berbagai hal dikarenakan biasanya orang yang stres itu seringkali melamun yang menandakan kosongnya pikiran sadar. Jika pikiran sadar kosong sudah pasti pikiran bawah sadarlah yang mendominasi.

APAKAH KESURUPAN ADA TANDA DAN GEJALA?

Saat seseorang sedang diambil alih kepemilikan identitasnya atau sedang kesurupan, orang tersebut biasanya mengalami berbagai tanda seperti di bawah ini.

  • Kehilangan kontrol atas tindakannya.
  • Mengalami perubahan perilaku atau bertindak berbeda dari biasanya.
  • Kehilangan kesadaran lingkungan.
  • Kehilangan identitas pribadi.
  • Kesulitan membedakan kenyataan dari fantasi pada saat kesurupan.
  • Mengalami perubahan nada suara.
  • Perhatiannya berkeliaran.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Kehilangan kesadaran waktu.
  • Kehilangan memori atau ingatan.
  • Penampilan tubuhnya berubah.

BAGAIMANA PROSES PENGOBATAN KESURUPAN?

Sebelum menentukan pengobatan, dokter akan meminta orang yang pernah mengalami kerasukan untuk menjalani serangkaian tes. Tes ini meliputi laporan pasien mengenai berbagai gejala yang dialami, seberapa sering gejala muncul, dan mendeskripsikan perubahan perilaku, serta membicarakan trauma yang pernah dialami. Mungkin pada tahap ini, dokter juga akan bekerja sama dengan orang terdekat dari pasien.

Dokter juga akan melihat bagaimana kondisi budaya dan lingkungan pasien dibesarkan, serta pengaruh agama. Tes pencitraan juga dilakukan, untuk mendeteksi adanya masalah pada kepala.

Dalam dunia medis, mengobati pasien yang kerasukan sama seperti halnya pengidap gangguan disosiatif pada umumnya.

Pasien akan diresepkan obat obat seperti antidepresan, obat antikecemasan, dan obat antipsikotik untuk mengendalikan gejala. Di samping itu, Dokter Spesialis Kejiwaan akan meminta pasien untuk menjalani psikoterapi. Perawatan ini meliputi konseling, terapi wicara, dan terapi psikososial. Terapis akan membantu pasien memahami penyebab kondisi dan membentuk cara baru untuk mengatasi keadaan stres.5

 

Artikel : dr.Hery Murtantyo.H, SpKJ

Referensi :