Cacar air atau varicella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Varicella-Zoster (VZV). Setelah infeksi primer*, VZV tetap berada di dalam bagian saraf sensoris sebagai infeksi laten**. Infeksi primer VZV menyebabkan varicella. Reaktivasi infeksi laten akan menyebabkan infeksi herpes zoster (herpes zoster). Cacar air menyebabkan ruam kulit kemerahan yang membentuk lepuh kecil yang gatal dan berkeropeng jika sudah mengering.
Penularan
Varicella sangat menular. Virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung, menghirup aerosol dari cairan lesi kulit varicella atau herpes zoster akut, dan melalui droplet saluran napas yang terinfeksi yang juga dapat berbentuk aerosol.
Seseorang dengan varicella dianggap menular mulai satu sampai dua hari sebelum timbulnya ruam sampai semua lesi cacar air telah berkerak. Penderita cacar air dianggap menular sampai tidak ada lesi baru yang muncul selama 24 jam. Selain ditularkan dari sesama penderita cacar air, penderita herpes zoster dapat menularkan cacar air kepada mereka yang tidak memiliki kekebalan terhadap cacar air melalui kontak dengan lepuh.
Gejala
Masa inkubasi rata-rata varicella berkisar 10 hingga 21 hari. Gejala awal demam dan kelelahan ringan dapat terjadi 1 hingga 2 hari sebelum timbulnya ruam, terutama pada orang dewasa. Pada anak-anak, ruam seringkali merupakan tanda pertama varicella.
Infeksi Varicella pada Orang Tanpa Vaksinasi dan Tervaksinasi
Tanpa pemberian vaksinasi, ruam biasanya terjadi di seluruh tubuh dan gatal. Lesi berkembang cepat dari ruam, lepuh, hingga krusta (keropeng/mengering). Ruam biasanya muncul pertama kali di dada, punggung, dan wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Pada orang yang telah menerima vaksin dapat terinfeksi varicella tipe liar atau disebut Breakthrough Varicella. Namun, biasanya tidak demam atau demam ringan dan mengalami kurang dari 50 lesi kulit. Lesi cenderung bersifat ruam dibandingkan vesikuler (lepuh). Terdapat 25% hingga 30% orang yang menerima vaksin varicella 1 dosis dan terinfeksi varicella akan memiliki gambaran klinis yang mirip dengan orang yang tidak menerima vaksin varicella.
Pencegahan dan Tatalaksana
Pengobatan bertujuan mengurangi gejala yang muncul. Sebagai tindakan pencegahan penularan, mereka yang terinfeksi biasanya diharuskan tinggal di rumah selama mereka menularkan penyakit. Penderita diharapkan menjaga kuku tetap pendek dan memakai sarung tangan dapat mencegah garukan dan mengurangi risiko infeksi sekunder.
Lotion kalamin dapat digunakan untuk meredakan gatal. Mandi setiap hari dengan air hangat akan membantu menghindari infeksi bakteri sekunder. Paracetamol dapat digunakan untuk menurunkan demam.
Dokter akan memberikan antivirus jika diperlukan. Pada anak-anak, asiklovir dapat mengurangi gejala jika diminum dalam waktu 24 jam setelah timbulnya ruam. Pada orang dewasa, infeksi cenderung lebih parah, dan pengobatan dengan obat antivirus (asiklovir atau valasiklovir) disarankan jika dapat dimulai dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah timbulnya ruam. Antivirus biasanya diindikasikan pada orang dewasa, termasuk wanita hamil karena kelompok ini lebih rentan terhadap komplikasi.
Artikel Dokter : dr. Dhya Budi Amalin
Sumber :
Ayoade, F. (2022, October 15). Varicella-Zoster virus (Chickenpox). StatPearls - NCBI Bookshelf.
Chickenpox for HCPs. (2022, October 21). Centers for Disease Control and Prevention.
*Infeksi primer: Infeksi yang terjadi pertama kali
**Infeksi laten: infeksi yang dapat terjadi setelah fase akut; organisme patogennya ada tetapi gejalanya tidak; setelah beberapa waktu penyakit ini dapat muncul kembali.